a Titrasi asam-basa. (Netralisasi): Di sini reaksi terjadi dalam pelarut organik seperti asam asetat glasial dan asam yang digunakan adalah asam perklorat (HClO4) b) Titrasi redoks. Di sini reaksinya dilakukan sebagai iodometri atau iodimetri. Yodium digunakan sebagai zat pengoksidasi dan zat pereduksi adalah tiosulfat.
Ditulis Oleh Hyprowira Diterbitkan pada 18 May 2021 Dimodifikasi terakhir pada 18 May 2021 Jika Anda mempelajari Kimia di bangku SMA, Anda mungkin familiar dengan istilah titrasi asam basa. Titrasi sendiri digunakan untuk menganalisis kimia kuantitatif yang merupakan suatu metode laboratorium umum. Umumnya, metode ini dipakai untuk menentukan seperti apa konsentrasi titran yang belum diketahui. Proses titrasi pada dasarnya dipakai dalam penghitungan sifat sebuah larutan. Pengertian Titrasi Asam Basa Titrasi asam basa adalah suatu metode analisa kimia yang kerap digunakan secara kuantitatif di laboratorium. Prosedur ini digunakan untuk menentukan kadar suatu asam basa atau kemolaran yang didasarkan pada reaksi netralisasi. Titrasi asam basa berfungsi menentukan reaktan dan konsentrasi. Perlu Anda ketahui, terdapat titran sebagai larutan yang telah diketahui dan titran yang nantinya akan ditentukan titrasinya dalam dalam proses titrasi yang berlangsung. Untuk melakukan proses titrasi, peralatan yang kerap dipakai adalah titrasi meter. Seperti yang mungkin telah Anda ketahui, kemolaran akan menunjukkan jumlah mol zat yang larut dari setiap liter larutan dan dapat dipakai dalam menentukan pengenceran sebuah larutan. Penting juga bagi Anda untuk mengetahui beberapa istilah dalam titrasi asam basa, di antaranya 1. Pentiter. Dalam menentukan kemolaran suatu asam-basa, pentiter adalah zat yang mentitrasi2. Titik akhir titrasi. Ini adalah titik ketika terjadinya perubahan warna pada indikator asam-basa3. Titik ekuivalen. Ini adalah titik ketika asam-basa tepat habis bereaksi Cara Kerja Titrasi Asam Basa Larutan asam basa dalam ilmu kimia kerap digunakan untuk menentukan nilai pH atau derajat keasaman larutan. Cara kerjanya, zat yang bersifat asam akan dititrasi menggunakan larutan basa yang telah diketahui konsentrasinya. Proses ini juga bisa diterapkan sebaliknya, yakni zat yang bersifat basa dititrasi menggunakan larutan asam yang sudah diketahui konsentrasinya. Karena menerapkan prinsip reaksi asam basa, titrasi asam basa akan menghasilkan reaksi penetralan berupa garam dan air dengan pH netral 7 saat senyawa asam dan basa direaksikan. Di samping untuk menentukan molalitas larutan yang konsentrasinya tidak diketahui, titrasi asam basa juga dipakai untuk menentukan persentase massa zat terlarut dalam sebuah larutan tertentu. Ditambah lagi, metode ini dapat dipakai dalam menemukan besaran persen kemurnian dari unsur-unsur kimia. Bisa juga dipakai untuk melakukan tes bagi aktivitas buffering. Titrasi asam basa ini merupakan aplikasi yang digunakan untuk proses tes gula darah, nutrisi, tes kehamilan, analisis air limbah, dan pengujian air pada laboratorium. Adapun langkah-langkah cara kerja titrasi asam basa adalah sebagai berikut 1. Jika Anda ingin menentukan senyawa yang tidak diketahui kadarnya, Anda perlu terlebih dahulu mengetahui sifat asam zat tersebut dengan mengukur Setelah mengetahui sifat zat yang kadarnya akan diukur, selanjutnya mari tentukan larutan yang akan dipakai dalam proses titrasi zat tersebut. Anda bisa menggunakan larutan asam atau Alat gelas yang disebut buret umumnya dipakai dalam proses titrasi. Buret merupakan tabung yang sudah melalui proses kalibrasi secara vertikal dan akan ditangguhkan menggunakan sumbat tepat di bagian Buret dipakai untuk melihat perubahan volume titran sebelum dan sesudah digunakan untuk titrasi. Volume titran yang semakin banyak digunakan menunjukkan tingkat konsentrasi yang semakin Dalam proses titrasi ini, buret berfungsi membantu mengatur aliran cairan ke dalam labu. Ketika cairan mengalir ke dalam labu, akan terjadi perubahan warna maka indikator pH menjadi merah muda atau metil Kemudian, larutan yang telah diketahui kadarnya ditambahkan dalam zat yang diuji secara perlahan untuk mendapatkan reaksi Jika larutan campuran tersebut memiliki pH netral, itu tandanya semua zat sampel sudah bereaksi terhadap larutan yang digunakan dalam proses titrasi. Jenis Titrasi Asam Basa Untuk jenisnya, titrasi asam basa terdiri dari dua jenis, yaitu asidimetri dan juga alkalimetri. Titrasi asam basa jenis asidimetri merupakan cara menghitung konsentrasi larutan basa dengan memakai larutan baku asam. Sedangkan, titrasi asam basa jenis alkalimetri adalah cara menghitung penentuan konsentrasi larutan asam dengan memakai larutan baku basa. Itulah informasi tentang titrasi asam basa yang perlu untuk Anda ketahui. Jika Anda membutuhkan perangkat yang tepat untuk analisis, Anda bisa menggunakan karl fischer mettler toledo yang bisa Anda dapatkan di Hyprowira. Semoga informasi mengenai titrasi asam basa di atas bisa membantu Anda! Baca juga 4 Faktor yang Mempengaruhi PH
Konsepdari titrasi asam basa ini menerapkan konsep reaksi asam basa dimana ketika suatu asam dan basa dicampurkan atau direaksikan maka akan terjadi reaksi penetralan yang menghasilkan suatu garam dan air dengan pH yang netral.

Pengertian Titrasi Asam Basa Titrasi adalah prosedur menetapkan kadar suatu larutan dengan mereaksikan sejumlah larutan tersebut yang volumenya terukur dengan suatu larutan lain yang telah diketahui kadarnya larutan standar secara bertahap. Berdasarkan jenis reaksi yang terjadi, titrasi dibedakan menjadi titrasi asam basa, titrasi pengendapan, dan titrasi redoks. Dalam artikel ini, yang akan dibahas lebih lanjut hanya titrasi asam basa saja. Pada label yang tertera pada botol cuka makan umumnya terdapat informasi kadar cuka tersebut. Misalkan, pada suatu botol cuka tertulis 25% asam cuka, bagaimana cara memastikan kebenaran dari kadar tersebut? Penentuan kadar asam cuka dapat dilakukan dengan prosedur eksperimen menggunakan metode titrasi. Dalam menentukan kadar asam cuka, metode titrasi yang digunakan adalah titrasi asam basa. Titrasi asam basa adalah penentuan kadar suatu larutan basa dengan larutan asam yang diketahui kadarnya atau sebaliknya, kadar suatu larutan asam dengan larutan basa yang diketahui, dengan didasarkan pada reaksi netralisasi. Titrasi harus dilakukan hingga mencapai titik ekivalen, yaitu keadaan di mana asam dan basa tepat habis bereaksi secara stoikiometri. Titik ekivalen umumnya dapat ditandai dengan perubahan warna dari indikator. Keadaan di mana titrasi harus dihentikan tepat pada saat indikator menunjukkan perubahan warna disebut titik akhir titrasi. Jadi, untuk memperoleh hasil titrasi yang tepat, maka selisih antara titik akhir titrasi dengan titik ekivalen harus diusahakan seminimal mungkin. Hal ini dapat diupayakan dengan memilih indikator yang tepat pada saat titrasi, yakni indikator yang mengalami perubahan warna di sekitar titik ekivalen. Perubahan pH pada Titrasi Asam Basa Pada saat larutan basa ditetesi dengan larutan asam, pH larutan akan turun. Sebaliknya, jika larutan asam ditetesi dengan larutan basa, maka pH larutan akan naik. Jika pH larutan asam atau basa diplotkan sebagai fungsi dari volum larutan basa atau asam yang diteteskan, maka akan diperoleh suatu grafik yang disebut kurva titrasi. Kurva titrasi menunjukkan perubahan pH larutan selama proses titrasi asam dengan basa atau sebaliknya. Bentuk kurva titrasi memiliki karakteristik tertentu yang bergantung pada kekuatan dan konsentrasi asam dan basa yang bereaksi. Titrasi asam kuat dengan basa kuat Sebagai contoh, 40 mL larutan HCl 0,1 M ditetesi dengan larutan NaOH 0,1 M sedikit demi sedikit. Berikut kurva titrasi yang menggambarkan perubahan pH selama titrasi tersebut. Kurva titrasi asam basa HCl dengan NaOH. Sumber Silberberg, Martin S. & Amateis, Patricia. 2015. Chemistry The Molecular Nature of Matter and Change 7th edition. New York McGraw-Hill Education Dari kurva tersebut dapat disimpulkan Mula-mula pH larutan naik sedikit demi sedikit Perubahan pH drastis terjadi sekitar titik ekivalen pH titik ekivalen = 7 netral Indikator yang dapat digunakan metil merah, bromtimol biru, atau fenolftalein. Namun, yang lebih sering digunakan adalah fenolftalein karena perubahan warna fenolftalein yang lebih mudah diamati. Titrasi asam lemah dengan basa kuat Sebagai contoh, 40 mL larutan CH3COOH 0,1 M ditetesi dengan larutan NaOH 0,1 M sedikit demi sedikit. Berikut kurva titrasi berwarna biru yang menggambarkan perubahan pH selama titrasi tersebut dibandingkan dengan kurva titrasi HCl dengan NaOH yang berwarna merah. Kurva titrasi CH3COOH dengan NaOH dan titrasi HCl dengan NaOHSumber McMurry, John E., Fay, Robert C., & Robinson, Jill K. 2016. Chemistry 7th edition. New Jersey Pearson Education, Inc. Dari kurva tersebut dapat disimpulkan Titik ekivalen berada di atas pH 7, yaitu antara 8 – 9 Lonjakan perubahan pH pada sekitar titik ekivalen lebih kecil, hanya sekitar 3 satuan, yaitu dari pH ±7 hingga pH ±10 Indikator yang digunakan fenolftalein. Metil merah tidak dapat digunakan karena perubahan warnanya terjadi jauh sebelum tercapai titik ekivalen. Titrasi basa lemah dengan asam kuat Sebagai contoh, 40 mL larutan NH3 0,1 M ditetesi dengan larutan HCl 0,1 M sedikit demi sedikit. Berikut ditampilkan kurva titrasi yang menggambarkan perubahan pH selama titrasi tersebut Kurva titrasi NH3 dengan HClSumber McMurry, John E., Fay, Robert C., & Robinson, Jill K. 2016. Chemistry 7th edition. New Jersey Pearson Education, Inc. Dari kurva tersebut dapat disimpulkan Titik ekivalen berada di bawah pH 7, yaitu antara 5 – 6 Lonjakan perubahan pH pada sekitar titik ekivalen hanya sedikit, sekitar 3 satuan, yaitu dari pH ±7 hingga pH ±4 Indikator yang digunakan metil merah. Fenolftalein tidak dapat digunakan karena perubahan warnanya terjadi jauh sebelum tercapai titik ekivalen. Perhitungan Konsentrasi Larutan Asam/Basa pada Titrasi Asam Basa Langkah-langkah menghitung konsentrasi larutan asam/basa pada titrasi asam basa 1. Menuliskan persamaan reaksi netralisasi yang terjadi, misal antara larutan asam A dengan larutan basa B 2. Menyatakan perbandingan jumlah mol asam A dan basa B yang bereaksi agar tepat habis bereaksi 3. Menghitung konsentrasi larutan asam/basa dari persamaan perbandingan tersebut dengan, = jumlah mol asam A dan basa B a, b = koefisien reaksi asam A dan basa B MA, MB = molaritas asam A dan basa B VA, VB = volum larutan asam A dan basa B Jika valensi dari asam A dan basa B yang bereaksi diketahui, konsentrasi larutan asam/basa juga dapat dicari dengan rumus Contoh Soal Titrasi Asam Basa Contoh Soal 1 Berapa konsentrasi dari larutan asam asetat CH3COOH jika diketahui untuk titrasi 25 mL larutan CH3COOH tersebut diperlukan 15 mL larutan NaOH 0,05 M agar mencapai titik ekivalen? Jawab Persamaan reaksi netralisasi CH3COOH dengan NaOH CH3COOHaq + NaOHaq → CH3COONaaq + H2Ol Dari persamaan reaksi, diperoleh 1 mol CH3COOH 1 mol NaOH Contoh Soal 2 Sebanyak 40 mL larutan asam sulfat 0,25 M dititrasi dengan suatu basa bervalensi satu, dan ternyata dibutuhkan 57 mL basa tersebut. Berapakah kemolaran basa yang digunakan tersebut? Jawab Reaksi netralisasi terjadi antara asam sulfat H2SO4 asam kuat bervalensi dua dengan suatu basa bervalensi satu. Referensi Brown, Theodore L. et al. 2015. Chemistry The Central Science 13th edition. New Jersey Pearson Education, Inc. Johari, & Rachmawati, M. 2009. Kimia SMA dan MA untuk Kelas XI Jilid 2. Jakarta Esis. McMurry, John E., Fay, Robert C., & Robinson, Jill K. 2016. Chemistry 7th edition. New Jersey Pearson Education, Inc. Petrucci, Ralph H. et al. 2017. General Chemistry Principles and Modern Applications 11th edition. Toronto Pearson Canada Inc. Purba, Michael. 2006. Kimia 2B untuk SMA Kelas XI. Jakarta Erlangga. Retnowati, Priscilla. 2005. SeribuPena Kimia SMA Kelas XI Jilid 2. Jakarta Erlangga. Silberberg, Martin S. & Amateis, Patricia. 2015. Chemistry The Molecular Nature of Matter and Change 7th edition. New York McGraw-Hill Education. Materi Titrasi Asam Basa Kontributor Nirwan Susianto Alumni Kimia FMIPA UI Materi lainnya Larutan Penyangga Stoikiometri Struktur Atom

\n\n pada titrasi asam dan basa terjadi reaksi
Titrasiasam basa didasarkan pada reaksi netralisasi. Reaksi netralisasi merupakan reaksi yang terjadi antara asam dengan basa yang menghasilkan air dan garam. Dalam titrasi terdapat istilah titik ekuivalen dan titik akhir. Titik ekuivalen merupakan titik saat jumlah mol titran sama dengan jumlah mol titrat.
VIVA – Titrasi asam basa adalah penentuan kadar suatu larutan basa dengan larutan asam yang diketahui kadarnya. Atau sebaliknya, penentuan kadar suatu larutan asam dengan larutan basa yang diketahui, dengan didasarkan pada reaksi netralisasi. Titrasi harus dilakukan hingga mencapai titik ekivalen, yaitu keadaan saat asam dan basa tepat habis bereaksi secara stoikiometri. Titik ekivalen umumnya dapat ditandai dengan perubahan warna dari indikator. Sementara itu, keadaan saat titrasi harus dihentikan tepat pada saat indikator menunjukkan perubahan warna disebut titik akhir memperoleh hasil titrasi yang tepat, maka selisih antara titik akhir titrasi dengan titik ekivalen harus diusahakan seminimal mungkin. Hal ini dapat diupayakan dengan memilih indikator yang tepat pada saat titrasi, yakni indikator yang mengalami perubahan warna atau trayek pH di sekitar titik ekivalen. Sebagai contoh, pada label botol cuka makan umumnya terdapat informasi kadar cuka. Jika pada suatu botol cuka tertulis 25% asam cuka, bagaimana cara memastikan kebenaran kadar yang tertera tersebut?Nah, penentuan kadar asam cuka dapat dilakukan dengan prosedur eksperimen menggunakan metode titrasi asam basa, Sobat titrasi asam basa1. Asam yang akan dititrasi dimasukkan dalam erlenmeyer, kemudian ditetesi indikator asam-basa yang sesuai dengan trayek Masukkan pentiter basa dimasukkan ke dalam buret, dan ditambahkan dalam erlenmeyer setetes demi setetes sambil menghitung berapa volume yang Ketika warna indikator berubah, hentikan titrasi titik akhir titrasiPerubahan pH pada Titrasi Asam BasaPada saat larutan basa ditetesi dengan larutan asam, pH larutan akan turun. Sebaliknya, jika larutan asam ditetesi dengan larutan basa, maka pH larutan akan naik. Jika pH larutan asam atau basa diplotkan sebagai fungsi dari volum larutan basa atau asam yang diteteskan, maka akan diperoleh suatu grafik yang disebut kurva titrasi. Kurva titrasi asam basa menunjukkan perubahan pH larutan selama proses titrasi asam dengan basa, atau sebaliknya. Bentuk kurva titrasi memiliki karakteristik tertentu yang bergantung pada kekuatan dan konsentrasi asam dan basa yang Macam-Macam Kurva Titrasi Asam BasaTitrasi asam kuat dengan basa kuat Titrasi asam kuat dengan basa kuat - Zat pentiter adalah basa kuat. - Daerah perubahan pH drastis 4 – pH titik ekuivalen Indikator yang dapat digunakan adalah metil merah, bromtimol biru, dan fenolftalein lebih tajam.- Contoh HCl dengan basa kuat dengan asam kuat Titrasi basa kuat dengan asam kuat - Zat pentiter adalah asam Daerah perubahan pH drastis 4 – pH titik ekuivalen Indikator yang dapat digunakan adalah metil merah, bromtimol biru, dan fenolftalein lebih tajam.- Contoh NaOH dengan asam kuat dengan basa lemah Titrasi asam kuat dengan basa lemah - Zat pentiter adalah basa Daerah perubahan pH drastis 4 – pH titik ekuivalen 5 – Indikator yang dapat digunakan adalah metil Contoh HCl dengan basa lemah dengan asam kuat Titrasi basa lemah dengan asam kuat - Zat pentiter adalah asam Daerah perubahan pH drastis 4 – pH titik ekuivalen 5 – Indikator yang dapat digunakan adalah metil Contoh NH4OH dengan basa kuat dengan asam lemah Titrasi basa kuat dengan asam lemah - Zat pentiter adalah asam Daerah perubahan pH drastis 7 – pH titik ekuivalen 8 – Indikator yang dapat digunakan adalah Contoh NaOH dengan asam lemah dengan basa kuat Titrasi asam lemah dengan basa kuat - Zat pentiter adalah basa Daerah perubahan pH drastis 7 – pH titik ekuivalen 8 – Indikator yang dapat digunakan adalah Contoh CH3COOH dengan asam lemah menggunakan basa lemah dan sebaliknya tidak dilakukan karena1. Perubahan drastis pH terjadi sangat Tidak ada indikator yang cukup teliti untuk mengamati Reaksi berlangsung lambat dan tidak Titrasi Asam BasaRumus titrasi asam basa yang digunakan untuk menentukan konsentrasi asam/basa adalah sebagai berikut Rumus titrasi asam basa monovalen Jika larutan asam basa bukan merupakan monovalen atau polivalen valensi lebih dari 1, gunakan rumus sebagai berikut Rumus titrasi asam basa polivalen Jenis Titrasi Asam BasaNah, pada materi titrasi asam basa, rumus dan perhitungannya ini, elo juga akan mengenal jenis titrasi asam basa. Setidaknya ada ada dua jenis titrasi asam basa berdasarkan jenis zat terlarut dan larutan standarnya, yaitu titrasi alkalimetri dan titrasi Titrasi AlkalimetriTitrasi alkalimetri adalah titrasi menggunakan larutan standar berupa basa. Kalau elo tanya jenis titrasi apa yang umum digunakan, titrasi ini jawabannya, Pada reaksi ini, ketika larutan standar yang digunakan adalah basa kuat dengan zat terlarut atau sampelnya adalah asam kuat, maka reaksi akhirnya akan menghasilkan pH netral. Namun, jika larutan standarnya basa kuat dengan sampelnya adalah asam lemah, maka pH yang dihasilkan adalah >7 atau pH titrasi alkalimetri ini apa sih? Gue pakai contoh reaksi yang paling umum digunakan ya, yaitu reaksi antara HCl dengan NaOH. Elo bisa menentukan kan mana yang asam dan mana yang basa? Nah, hasil dari reaksi ini merupakan reaksi penetralan, yaitu berupa garam dan air dengan pH + NaOH → NaCl + H2O2. Titrasi AsidimetriSelanjutnya, ada titrasi asidimetri yang merupakan kebalikan dari alkalimetri. Titrasi asidimetri adalah titrasi yang menggunakan larutan standar berupa asam. Pada titrasi jenis ini, ketika larutan asam kuat dititrasi dengan basa kuat, maka akan menghasilkan pH netral. Namun, jika larutan asam kuat dititrasi dengan basa lemah, maka hasilnya akan pH 7. Ketika suatu asam lemah bereaksi dengan basa lemah, larutan pada titik ekivalen akan bersifat basa jika kebasaannya cukup kuat serta bersifat asam jika keasamannya cukup kuat. Jika keduanya sama kuat, maka pH ekivalen akan netral. Tetapi, asam lemah tidak selalu ditirasi dengan basa lemah karena perubahan warna yang ditunjukkan oleh indikator terkadang sangat cepat, sehingga karenanya sangat sulit bagi pengamat untuk melihat perubahan warna di mana indikator mengalami perubahan warna disebut sebagai titik akhir titrasi. Suatu indikator yang sesuai harus dipilih, lebih disukai indikator yang akan mengalami perubahan warna titik akhir titrasi yang terdekat dengan titik ekivalen titrasi. Titrasi asam-basa dilakukan dengan indikator bromotimol biru, untuk titrasi asam kuat-asam lemah, indikator fenolftalein pada titrasi asam lemah - basa kuat, dan metil jingga untuk titrasi asam kuat - basa lemah. Jika basa berada di luar rentang pH indikator-indikator tersebut, misalnya basa dengan pH > dan asam dengan pH > dapat digunakan indikator Alizarin kuning. Sementara itu, jika asam di luar rentang pH, misalnya pH < dan basa dengan pH < indikator Timol biru dapat titrasi Pertama, buret harus dibilas dengan larutan standar, pipet larutan yang tidak diketahui konsentrasinya, dan dimasukkan ke dalam buret tersebut. Kedua, larutan dengan konsentrasi yang belum diketahui dengan sejumlah volume tertentu harus diambil dengan pipet ukur dan ditempatkan ke dalam labu erlenmeyer, bersama dengan sejumlah kecil indikator yang telah dipilih. Larutan yang telah diketahui konsentrasinya kemudian harus dikeluarkan dari buret, ke dalam labu erlenmeyer. Pada tahap ini perkiraan kasar jumlah larutan dibutuhkan untuk menetralisasi larutan dengan konsentrasi yang belum diketahui. larutan dibiarkan keluar dari buret sampai indikator berubah warna dan nilai pada buret harus dicatat. Nilai tersebut dicatat sebagai volume kasar titrasi dan harus dikeluarkan dari perhitungan apapun. Setidaknya tiga kali titrasi triplo atau lebih harus dilakukan, agar lebih akurat, dengan mempertimbangkan kira-kira di mana titik akhir akan terjadi. Pembacaan awal dan akhir pada buret sebelum memulai titrasi dan pada titik akhir, masing-masing harus dicatat. Mengurangkan volume awal dari volume akhir akan menghasilkan jumlah titran digunakan untuk mencapai titik akhir. Titik akhir tercapai hanya ketika indikator berubah warna secara permanen. 4 Jenis Makanan dan Minuman Diam-diam Penyebab Kerusakan Gigi Namun, mengonsumsi makanan tertentu dan meminum jenis minuman tertentu dapat memengaruhi mulut dan gigi kita dengan berbagai cara. 15 Desember 2022
Ingatmenambah larutan bersifat asam berarti menambahkan [H +].Karena [H +] yang meningkat itu di sebelah kanan pada reaksi kesetimbangan menyebabkan pergeseran ke kiri.Terjadilah peningkatan [HIn] untuk meminimalkan kenaikan [H +] tersebut. Sebaliknya bila dalam lingkungan basa akibat proses tertentu atau ditambahkan larutan lain bersifat basa maka kesetimbangan reaksi akan bergeser ke kanan
Titrasi Asam Basa Pengertian, Tujuan, dan Prinsip Titrasi merupakan sebuah prosedur untuk menentukan konsentrasi suatu larutan dengan mereaksikannya volume terukur pada larutan lain yang sudah diketahui konsentrasinya secara dalam proses titrasi, konsentrasi larutan diketahui secara akuran disebut larutan standar ditambahkan secara bertahap ke larutan lain yang konsentrasinya tidak diketahui, hingga reaksi kimia antara kedua larutan kita mengetahui volume larutan standar dan volume larutan yang konsentrasi tidak diketahui dalam titrasi tersebut, maka bersama-sama dengan konsentrasi larutan standar, kita akan dapat menghitung konsentrasi larutan molaritas yang tidak yang digunakan untuk melakukan titrasi dinamakan titrasi meter. Molaritas zat menyatakan jumlah mol zat yang terlarut dalam setiap liter larutan dan dapat digunakan untuk menentukan pengenceran sebuah jenis reaksi yang terjadi, titrasi dibedakan menjadi 3 tiga, yaitu titrasi asam basa, titrasi pengendapan, dan titrasi ulasan ini, hanya akan dibahas mengenai titrasi asam basa. Studi kuantitatif mengenai reaksi netralisasi asam basa paling mudah dilakukan dengan menggunakan teknik yang dikenal sebagai titrasi asam Titrasi Asam BasaDi dalam ilmu kimia, larutan asam basa sering dimanfaatkan untuk menentukan berapa nilai derajat keasaman pH suatu kerja titrasi asam basa adalah zat yang bersifat asam akan dititrasi dengan larutan basa yang sudah diketahui juga sebaliknya, zat yang bersifat basa akan dititrasi dengan larutan asam yang telah diketahui asam basa menerapkan prinsip reaksi asam basa, dimana pada saat suatu senyawa asam dan basa direaksikan, maka akan terjadi reaksi penetralan yang menghasiljan suatu garam dan air dengan pH yang netral 7.Tujuan titrasi asam basa adalah untuk menentukan molatiras larutan yang konsentrasinya tidak asam basa juga untuk menentukan persentase massa zat terlarut dalam sebuah larutan asam basa bisa juga digunakan untuk menemukan berapa persen kemurnian dari unsur-unsur kimia dan melakukan tes bagi aktivitas tes gula darah, nutrisi, tes kehamilan, analisis air limbah, dan pengujian air pada akuarium menggunakan aplikasi titrasi asam Kerja Titrasi Asam BasaDi dalam menentukan senyawa yang tidak diketahui kadarnya, terlebih dahulu diketahui zat tersebut bersifat asam atau basa dengan mengukur diketahui sifat zat yang akan diukur kadarnya, maka kita tentukan larutan apa yang akan digunakan untuk mentitrasi zat tersebut, apakah asam atau titrasi, umumnya digunakan alat gelas yang disebut buret. Buret adalah tabung yang telah dikalibrasi secara vertikal dan akan ditangguhkan dengan sumbat tepat pada bagian buret, kita dapat melihat perubahan volume titran sebelum dan sesudah digunakan untuk titrasi. Semakin banyak volume titran yang digunakan. maka konsentrasinya akan semakin Pengertian Destilasi, Tujuan, Jenis, dan Prinsip KerjanyaTeknik Kromatografi, Tujuan, Jenis, dan Prinsip KerjanyaFungsi buret untuk titrasi adalah membantu dalam mengatur aliran cairan ke dalam labu. Pada saat cairan mengalir ke dalam labu, maka indikator pH akan berubah warna menjadi merah muda atau metil dalam titrasi asam basa, zat yang diuji ditambahkan larutan yang telah diketahui kadarnya secara perlahan sehingga terjadi reaksi saat pH dalam larutan campuran tersebut netral, menandakan bahwa semua zat sampel telah bereaksi dengan larutan yang digunakan untuk ulasan mengenai pengertian titrasi asam basa, tujuan, dan prinsip kerjanya. Semoga bermanfaat.
Bentukkurva titrasi tergantung pada kekuatan asam dan basa yang direaksikan pada saat melakukan peercobaan. 1. Titrasi asam kuat dengan basa kuat Reaksi antara 25 mL HCl dan NaOH 0.1 M adalah sebagai berikut HCl (aq) + NaOH (aq) → NaCl (aq) + H 2 O (aq) Kurva sam kuat dengan baga kuat dapat dilihat pada gambit di bawah ini.
Titrasi asam basa adalah suatu prosedur untuk menentukan kadar pH suatu larutan asam/basa berdasarkan reaksi asam basa. Sebelum membahas lebih lanjut mengenai Laporan Praktikum Titrasi Asam Basa, mari perhatikan Daftar Isi IsiBab I PENDAHULUANTujuan PercobaanDasar TeoriBab II METODOLOGIMetodeAlat dan BahanCara KerjaBab III HASIL PENGAMATANData Hasil PercobaanPembahasanPertanyaanBab IV PENUTUPKesimpulanSaranDaftar PustakaBab I PendahuluanTujuan PercobaanTujuan percobaan ini adalah menghitung banyaknya pereaksi dan hasil reaksi dalam larutan elektrolit hasil titrasi Asam TeoriTitrasi asam basa adalah suatu prosedur untuk menentukan kadar $\text{pH}$ suatu larutan asam/basa berdasarkan reaksi asam basa. Kadar larutan asam dapat ditentukan dengan menggunakan larutan basa yang sudah diketahui kadarnya, dan sebaliknya kadar larutan basa dapat ditentukan dengan menggunakan larutan asam yang sudah diketahui kadarnya. Titrasi yang menyandarkan pada jumlah volum larutan disebut titrasi volumetri. Pengukuran volum diusahakan setepat mungkin dengan menggunakan alat-alat, seperti buret dan pipet yang akan dicari kadarnya dimasukkan ke dalam labu erlemeyer, sementara larutan yang sudah diketahui kadarnya dimasukkan ke dalam buret. Sebelum memulai titrasi, larutan yang akan dititrasi ditetesi larutan indikator. Jenis indikator yang digunakan disesuaikan dengan titrasi yang dilakukan, misalnya Fenolftalein untuk titrasi asam kuat oleh basa teknis, titrasi dilakukan dengan cara mereaksikan sedikit demi sedikit larutan penitrasi melalui buret, ke dalam larutan yang akan dititrasi dalam labu erlemeyer. Penambahan dilakukan terus menerus sampai kedua larutan tepat habis bereaksi yang ditandai dengan berubahnya warna indikator. Kondisi pada saat terjadi perubahan warna indikator disebut titik akhir titrasi. Titik akhir titrasi diharapkan mendekati titik ekuivalen titrasi, yaitu kondisi pada saat larutan asam habis bereaksi dengan larutan basa. Pendekatan antara titik akhir titrasi dan titik ekuivalen titrasi bergantung pada $\text{pH}$ perubahan warna dari larutan indikator. Jika perubahan warna indikator terletak pada $\text{pH}$ titik ekuivalen, maka titik akhir titrasi sama dengan titik ekuivalen. Akan tetapi, jika perubahan warna terjadi setelah penambahan larutan penitrasi yang berlebih, maka titik akhir titrasi berbeda dengan titik ekuivalen. Perbedaan antara titik akhir titrasi dengan titik ekuivalen disebut kesalahan titrasi. Besar kecilnya kesalahan titrasi ditentukan oleh pemilihan indikator. Jika indikator yang digunakan tepat, maka kesalahan titrasinya titrasi, ada saat dimana terjadi perubahan pH secara drastis. Kondisi ini terjadi saat titrasi mendekati titik ekuivalen. Perubahan ini akan tetap terjadi meskipun larutan penitrasi yang ditambahkan sangat sedikit. Titik ekuivalen dalam titrasi berbeda-beda tergantung jenis titrasinya. Titrasi asam kuat oleh basa kuat dan sebaliknya mempunyai titik ekuivalen pada $\text{pH}$ 7. Titik ekuivalen titrasi asam lemah oleh basa kuat terjadi pada pH basa, antara 8 dan 9. Sementara titik ekuivalen titrasi basa lemah oleh asam kuat berada pada $\text{pH}$ II MetodologiMetodeMetode yang kami gunakan dalam praktikum ini adalah pengamatan langsung dan dan BahanAlat yang digunakan dalam praktikum ini adalahLabu erlemeyer 250 mLPipet volumetrik 25 mLBuretStatif dan KlemCorong kecilPipet tetesBotol kecil berisi air suling$\text{pH}$-meter telah dikaliberasi atau kertas indikator universalBahan yang digunakan adalahIndikator FenolftaleinLarutan $\text{HCl 0,1 M}$Larutan $\text{NaOH 0,1 M}$Cara KerjaAmbillah 25 mL $\text{HCl}$ dengan pipet volumetrik, lalu pindahkan ke dalam labu 5 tetes indikator Fenolftalein ke dalam labu erlemeyer Buret, Statif, dan Buret dengan larutan $\text{NaOH}$ tepat sampai garis 0 dengan bantuan kran Buret secara perlahan sehingga $\text{NaOH}$ mengalir tepat ke dalam labu erlemeyer. Lakukan pengukuran $\text{pH}$ dengan $\text{pH}$-meter atau kertas indikator universal pada saat penambahan $\text{NaOH}$ mencapai masing-masing volume seperti yang tercantum pada tabel hasil pengamatan. Selama penambahan $\text{NaOH}$, goyangkan labu erlemeyer agar $\text{NaOH}$ tercampur dengan larutan. Amati perubahan warna larutan yang III Hasil PengamatanData Hasil PercobaanVolume $\text{NaOH}$$\text{pH}$Warna0,0 mL1Bening10,0 mL1Bening15,0 mL2Bening20,0 mL4Bening24,0 mL9Ungu24,9 mL9Ungu25,0 mL9Ungu25,1 mL9Ungu25,5 mL10Ungu27,0 mL10UnguPembahasanDari percobaan yang dilakukan, terlihat bahwa pH larutan mengalami kenaikan sedikit demi sedikit sampai pada penambahan 20 mL $\text{NaOH}$. Setelah penambahan 24 mL $\text{NaOH}$ terjadi perubahan $\text{pH}$ yang cukup drastis dan diikuti perubahan warna larutan. Larutan yang tadinya bening berubah menjadi warna percobaan ini, terjadi kesalahan titrasi, yaitu adanya perbedaan antara titik ekuivalen dengan titik akhir titrasi. Titrasi berakhir lebih cepat, yaitu saat penambahan 24 mL $\text{NaOH}$, yang seharusnya sama dengan titik ekuivalen, yang dicapai saat penambahan 25 mL $\text{NaOH}$. Setelah titik ekuivalen terlewati, perubahan pH berjalan secara perlahan 1Hitunglah $\text{pH}$ larutan dari reaksi 25 mL $\text{HCl 0,1 M}$ dengan 10 mL $\text{NaOH 0,1 M}$. Bandingkan hasilnya dengan data hasil kita hitung mol dari $\text{HCl}$ dan $\text{NaOH}$.$$\begin{aligned}\text{n HCl} &= \text{V} \cdot \text{M}=0,025 \cdot 0,1=0,0025 \text{ mol} \\\text{n NaOH} &= \text{V} \cdot \text{M}=0,01 \cdot 0,1=0,001 \text{ mol}\end{aligned}$$Pereaksi pembatas dalam reaksi ini adalah $\text{NaOH}$, di mana tersisa $\text{HCl}$ sebanyak $0,0025-0,001=0,0015 \text{ mol}$. Berikutnya, kita menghitung molaritas dari ion $\text{H}^+$.$$[H^+] = [\text{HCl}] = \frac{\text{mol}}{\text{V}} = \frac{0,0015}{0,035} = 0,042 \text{ M}$$Jadi, $\text{pH}$ larutan adalah$$-\log [\text{H}^+] = -\log 0,042 = 1,337$$Hasil percobaan menunjukkan $\text{pH}$ 1, tidak berbeda jauh dengan hasil 2Hitunglah $\text{pH}$ larutan dari reaksi 25 mL $\text{HCl 0,1 M}$ dengan 25 mL $\text{NaOH 0,1 M}$. Bandingkan hasilnya dengan data hasil kita hitung mol dari $\text{HCl}$ dan $\text{NaOH}$.$$\begin{aligned}\text{n HCl} &= \text{V} \cdot \text{M}=0,025 \cdot 0,1=0,0025 \text{ mol} \\\text{n NaOH} &= \text{V} \cdot \text{M}=0,025 \cdot 0,1=0,0025 \text{ mol}\end{aligned}$$Karena $\text{n HCl}=\text{n NaOH}$, maka garam $\text{NaCl}$ yang terbentuk bersifat netral. Jadi, $\text{pH}$ larutan adalah percobaan menunjukkan $\text{pH}$ 9, berbeda cukup jauh dengan hasil 3Hitunglah $\text{pH}$ larutan dari reaksi 25 mL $\text{HCl 0,1 M}$ dengan 25,1 mL $\text{NaOH 0,1 M}$.Pertama, kita hitung mol dari $\text{HCl}$ dan $\text{NaOH}$.$$\begin{aligned}\text{n HCl} &= \text{V} \cdot \text{M}=0,025 \cdot 0,1=0,0025 \text{ mol} \\\text{n NaOH} &= \text{V} \cdot \text{M}=0,0251 \cdot 0,1=0,00251 \text{ mol}\end{aligned}$$Pereaksi pembatas dalam reaksi ini adalah $\text{HCl}$, di mana tersisa $\text{NaOH}$ sebanyak $0,00251-0,0025=0,00001 \text{ mol}$. Berikutnya, kita menghitung molaritas dari ion $\text{H}^+$.$$[OH^-] = [\text{NaOH}] = \frac{\text{mol}}{\text{V}} = \frac{0,00001}{0,0501} = 0,0002 \text{ M}$$Akibatnya$$\text{pOH}=-\log [\text{OH}^-]=-\log 0,0002=3,669$$Jadi, $\text{pH}$ larutan adalah$$14-\text{pOH}=14-3,669=10,301$$Hasil percobaan menunjukkan $\text{pH}$ 9, berbeda sedikit dengan hasil 4Mengapa dalam setiap titrasi selalu diperlukan indikator?Karena dengan memberikan indikator, zat yang dititrasi akan mengalami perubahan warna. Perubahan warna ini merupakan tanda bahwa titrasi harus dihentikan. Titik dimana titrasi dihentikan disebut titik akhir IV PenutupKesimpulanTitrasi adalah prosedur untuk menentukan kadar konsentrasi suatu larutan berdasarkan reaksi asam basa dengan larutan yang sudah diketahui kadarnya. Kesalahan titrasi yang hanya sebesar 1 mL tidak terlalu berpengaruh pada perhitungan kadar larutan. Kadar $\text{HCl}$ yang kami dapat dari percobaan ini adalah $0,104 \text{ M}$, hanya berbeda sedikit dengan kadar sebenarnya $0,1 \text{ M}$.SaranSaat melakukan titrasi, buka kran secara perlahan sehingga larutan penitrasi mengalir dari buret dengan jumlah yang sesuai dengan data $\text{pH}$ larutan setiap kali ditambah $\text{NaOH}$ dengan PustakaSutresna, Nana. 2007. Cerdas Belajar Kimia. Bandung Unggul. 2007. Kimia XI. Surakarta PHiBETA.
Padatitrasi asam dan basa terjadi reaksi netralisasi. Kadar atau konsentrasi asam ditentukan dengan menggunakan larutan basa atau sebaliknya. Pada titrasi asam dan basa terjadi reaksi. Lencana tidak terkunci yang menunjukkan sepatu bot astronot mendarat di bulan. Yang terjadi pada titrasi asam basa itu reaksi netralisasi.
~REAKSI PENETRALAN DAN REAKSI ASAM BASA~ Reaksi penetralan asam kuat dan basa kuat Jika larutan asam dan basa direaksikan, maka dihasilkan garam dan air. Persamaan reaksinya dapat dituliskan sebagai berikut Asam + Basa →Garam + Air Jika HCl dicampurkan dengan NaOH, maka ion H+ dari HCl akan bereaksi dengan ion OH– dari NaOH membentuk air H2O. Reaksi ini disebut reaksi penetralan. Sementara, Cl– dari HCl akan bereaksi dengan ion Na+ dari NaCl membentuk garam NaCl. HClaq + NaOHaq → NaClaq + H2Ol Di dalam larutannya, HCl dan NaOH akan terurai menjadi ion-ionnya, sehingga reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut. H+aq + Cl–aq + Na+aq + OH–aq → Na+aq + Cl–aq + H2Oaq Dari reaksi di atas dapat disederhanakan menjadi reaksi ion bersih adalah H+aq + OH–aq → H2Oaq Reaksi penetralan asam lemah dan basa kuat Jika asam lemah CH3COOH dicampurkan dengan basa kuat NaOH, maka akan dihasilkan garam CH3COONa yang bersifat basa. Reaksi yang terjadi adalah CH3COOHaq + NaOHaq → CH3COONaaq + H2Ol Larutan CH3COOH merupakan asam lemah sehingga akan mengion sebagian, sedangkan NaOH akan mengion sempurna. Reaksi ionnya dapat dituliskan sebagai berikut. CH3COOHaq+Na+aq+OH–aq→ CH3COO–aq + Na+ aq + H2Ol Sehingga reaksi ion bersihnya dapat dituliskan sebagai berikut. CH3COOHaq + OH– aq→ CH3COO–aq + H2Ol Reaksi penetralan basa lemah dan asam kuat Jika basa lemah NH4OH NH3 + H2O dicampurkan dengan asam kuat HCl, maka akan dihasilkan garam NH4Cl yang bersifat asam. Reaksi yang terjadi adalah NH4OHaq + HClaq → NH4Claq + H2Ol Larutan NH4OH akan terurai sebagian, sedangkan HCl akan terurai sempurna. Persamaan reaksi ion yang terjadi adalah NH4OHaq + H+aq + Cl–aq → NH4+aq + Cl–aq + H2Ol Sehingga reaksi ion bersihnya dapat dituliskan sebagai berikut. NH4OHaq + H+aq → NH4+aq + H2Ol Reaksi penetralan asam lemah dan basa lemah Jika asam lemah CH3COOH dicampurkan dengan basa lemah NH4OH, maka akan terbentuk garam NH4CH3COO dan air. Reaksi yang terjadi adalah CH3COOHaq + NH4OHaq → NH4CH3COOaq + H2Ol TITRASI ASAM BASA Titrasi merupakan suatu metoda untuk menentukan kadar suatu zat dengan menggunakan zat lain yang sudah diketahui konsentrasinya. Titrasi biasanya dibedakan berdasarkan jenis reaksi yang terlibat di dalam proses titrasi, sebagai contoh bila melibatan reaksi asam basa maka disebut sebagai titrasi asam basa, titrasi redox untuk titrasi yang melibatkan reaksi reduksi oksidasi, titrasi kompleksometri untuk titrasi yang melibatan pembentukan reaksi kompleks dan lain sebagainya. Titrasi asam basa disebut juga titrasi adisi alkalimetri. Kadar atau konsentrasi asam basa larutan dapat ditentukan dengan metode volumetri dengan teknik titrasi asam basa. Volumetri adalah teknik analisis kimia kuantitatif untuk menetapkan kadar sampel dengan pengukuran volume larutan yang terlibat reaksi berdasarkan kesetaraan kimia. Kesetaraan kimia ditetapkan melalui titik akhir titrasi yang diketahui dari perubahan warna indicator dan kadar sampel untuk ditetapkan melalui perhitungan berdasarkan persamaan reaksi. Titrasi asam basa merupakan teknik untuk menentukan konsentrasi larutan asam atau basa. Reaksi yang terjadi merupakan reaksi asam basa netralisasi. Larutan yang kosentrasinya sudah diketahui disebut larutan baku. Titik ekuivalen adalah titik ketika asam dan basa tepat habis bereaksi dengan disertai perubahan warna indikatornya. Sedangkan titik akhir titrasi adalah saat terjadinya perubahan warna indicator. Titrasi asam basa berdasarkan reaksi penetralan netralisasi. Salah satu contoh titrasi asam basa yaitu titrasi asam kuat-basa kuat seperti natrium hidroksida NaOH dengan asam hidroklorida HCl, persamaan reaksinya sebagai berikut NaOHaq + HClaq NaCl aq + H2Ol Selain itu ada contoh lain, yaitu NaOHaq + H2SO4aq Na2SO4 aq + H2Ol Prinsip Titrasi Asam basa Titrasi asam basa melibatkan asam maupun basa sebagai titer ataupun titrant. Titrasi asam basa berdasarkan reaksi penetralan. Kadar larutan asam ditentukan dengan menggunakan larutan basa dan sebaliknya. Titrant ditambahkan titer sedikit demi sedikit sampai mencapai keadaan ekuivalen artinya secara stoikiometri titrant dan titer tepat habis bereaksi. Keadaan ini disebut sebagai “titik ekuivalen”. Pada saat titik ekuivalent ini maka proses titrasi dihentikan, kemudian kita mencatat volume titer yang diperlukan untuk mencapai keadaan tersebut. Dengan menggunakan data volume titrant, volume dan konsentrasi titer maka kita bisa menghitung kadar titrant. Dalam titrasi asam basa ada dua cara umum untuk menentukan titik ekuivalen, antara lain 1. Memakai pH meter 2. Memakai indikator asam basa. Indikator ditambahkan pada titran sebelum proses titrasi di lakukan. Indikator ini akan berubah warna ketika titik ekivalen terjadi, dan pada saat itulah titrasi di hentikan. Titik akhir titrasi yaitu pH pada saat indikator berubah warna dan saat itu juga titrasi di hentikan. Pada saat titrasi asam kuat dengan basa kuat di gunakan indikator phenolpthalein pH 8,3-10 karena kesalahannya paling kecil. Dalam titrasi ini titik akhir pH > 7 dan perubahan warna pada tititk akhir titrasi adalah rose. Pada umumnya cara kedua lebih dipilih karena kemudahan dalam pengamatan, tidak diperlukan alat tambahan, dan sangat praktis, walaupun tidak seakurat dengan pH meter. Rumus Umum Titrasi Pada saat titik ekuivalen maka mol-ekuivalent asam akan sama dengan mol-ekuivalent basa, maka hal ini dapat kita tulis sebagai berikut mol-ekuivalen asam = mol-ekuivalen basa Mol-ekuivalen diperoleh dari hasil perkalian antara Normalitas dengan volume maka rumus diatas dapat kita tulis sebagai NxV asam = NxV basa Normalitas diperoleh dari hasil perkalian antara molaritas M dengan jumlah ion H+ pada asam atau jumlah ion OH pada basa, sehingga rumus diatas menjadi nxMxV asam = nxVxM basa keterangan N = Normalitas V = Volume M = Molaritas n = jumlah ion H+ pada asam atau OH – pada basa Perubahan pH pada reaksi asam–basa Suatu asam yang mempunyai pH kurang dari 7 jika ditambah basa yang pH–nya lebih dari 7, maka pH asam akan naik, sebaliknya suatu basa jika ditambah asam, maka pH basa akan turun. Apabila penambahan zat dilakukan tetes demi tetes kemudian dihitung pH–nya akan diperoleh kurva titrasi, yaitu grafik yang menyatakan pH dan jumlah larutan standar yang ditambah. 1. Titrasi Asam Kuat oleh Basa Kuat Kurva titrasi asam kuat oleh basa kuat ditunjukkan pada gambar Untuk titrasi asam kuat oleh basa kuat, besarnya pH saat titik ekuivalen adalah 7. Pada pH ini asam kuat tepat habis bereaksi dengan basa kuat, sehingga larutan yang terbentuk adalah garam air yang bersifat netral. 2. Titrasi Asam Lemah oleh Basa Kuat Penetralan asam lemah oleh basa kuat agak berbeda dengan penetralan asam kuat oleh basa kuat. Contohnya, 25 mL CH3COOH 0,1 M dititrasi oleh NaOH 0,1 M. Mula-mula sebagian besar asam lemah dalam larutan berbentuk molekul tak mengion CH3COOH, bukan H+ dan CH3COO–. Dengan basa kuat, proton dialihkan langsung dari molekul CH3COOH yang tak mengion ke OH–. Untuk penetralan CH3COOH oleh NaOH, persamaan ion bersihnya sebagai berikut James E. Brady, 1990. CH3COOHaq + OH–aq ⎯⎯→ H2Ol + CH3COO–aq Kurva titrasi asam lemah oleh basa kuat dapat ditunjukkan pada gambar 3. Titrasi asam kuat oleh basa lemah Kurva titrasi asam kuat dan basa lemah di atas dapat dijelaskan sebagai berikut Asam kuat mempunyai pH yang rendahi pada awalnya. pH naik perlahan saat permulaan, namun cepat saat mendekati titik ekivalen. pH titik ekivalen tidak tepat 7. Titik ekivalen untuk asam kuat dan basa lemah mempunyai pH kurang dari 7. 4. Titrasi asam lemah oleh basa lemah Asam lemah dan basa lemah pada gambar di atas tidak menghasilkan kurva yang tajam, bahkan seperti tidak beraturan. Dalam kurva titrasi asam lemah dan basa lemah, ada sebuah titik infleksi yang hampir serupa dengan titik ekivalen. Referensi
9lzZ. 14 487 334 418 346 250 266 486 356

pada titrasi asam dan basa terjadi reaksi